Google Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 17 Agustus 2010

VW Beetle


VW Beetle:
Dulu dan Kini

Musim panas tahun ini menjadi akhir hidup bagi mobil VW Beetle, setelah VW Mexico memutuskan untuk menghentikan produksinya. Mexico adalah negara terakhir di dunia yang memproduksi VW Beetle (di Indonesia mobil macam ini disebut VW Kodok). Pasar bebas mendorong banjirnya mobil-mobil subkompak yang lebih murah, lebih canggih memikat pembeli dan melupakan VW Beetle yang selama ini terkenal awet, mudah diperbaiki dan bisa digunakan untuk keperluan apa saja.

VW Beetle, menurut mobilku.com, mencapai puncak kejayaannya sesaat setelah masuk Mexico pada 1964, lebih-lebih dengan predikatnya sebagai mobil rakyat. Konsumen menyukai kesederhanaan dan kekokohannya. Tidak banyak perubahan yang dilakukan terhadap VW Beetle ini sejak prototype-nya dipamerkan oleh penggagasnya, Adolf Hitler pada 1934. Sejak itu VW Beetle disukai di seluruh dunia dan menjadi legenda. Bagi VW, Beetle menjadi salah satu produk terlaris setelah Golf.

Produksi di AS dihentikan pada 1977 karena tidak memenuhi standar safety dan emisi. Produksi di Brazil dihentikan pada 1996. Namun, yang membunuh model ini justru karena mobil-mobil lain mengalami penyempurnaan dan bukan karena Si Kodok ini bermasalah. Setelah lebih dari 50 tahun, teknologi dan perdagangan bebas membuat VW Beetle harus undur diri.

Impian Hitler

Entah mengapa mobil ini ngetop dengan sebutan VW Kodok, padahal dari sono-nya disebut VW Beetle yang artinya VW Kumbang. Meskipun generasi pertama dibuat setengah abad yang lalu, mobil ini masih tetap populer. Di Indonesia, penggemarnya banyak dan tergabung dalam klub-klub VW. Latar belakangnya beragam. Mulai dari anak muda yang keranjingan modifikasi hingga mantan jenderal yang punya koleksi puluhan unit.

Kelahiran Beetle tidak bisa dilepaskan dari tangan Hitler, penguasa Jerman era 1940-an. Dia memerintahkan industri otomotif Jerman untuk menciptakan mobil yang memenuhi lima kriteria penting.

Pertama, mobil harus sesuai untuk digunakan di jalan tol yang akan dibangun. Jadi, mobil itu harus bisa ngebut hingga 100 km/jam. Kedua, biaya perawatan murah dan konsumsi bahan bakar mencapai 14 km/liter. Ketiga, ruang interiornya harus bisa menampung lima penumpang.

Karena di Jerman jarang memiliki garasi, maka pemilik mobil menyimpan mobilnya di pinggir jalan. Risikonya bila musim dingin tiba, air dalam radiator membeku. Untuk menghindari itu, sistem pendingin mesin tidak boleh water cooling tapi harus air cooling. Itulah kriteria keempat. Sementara kriteria kelima, harga murah, saat itu dipatok maksimal 250 dolar.

Proses rancang VW Beetle didisain mulai tahun 1934 dengan melibatkan tokoh-tokoh otomotif Jerman termasuk Ferdinand Porsche. Pada 1947, Beetle secara resmi diluncurkan. Nama Beetle dipilih karena Hitler menginginkan model seperti Kumbang. Pemimpin Jerman ini terpikat garis tubuh kumbang yang streamline.

Hasilnya, luar biasa. VW Beetle menjadi mobil rakyat yang sangat populer. Bukan hanya di Jerman tapi juga telah mendunia. Bahkan tercatat dalam sejarah, mobil ini dikenal sebagai salah satu mobil paling laris sepanjang jaman. Catatan Guinnes Book of Record pada 1972, lebih dari 15 juta VW Beetle tersebar di dunia.

Mulai dekade 1980-an, hingar-bingar VW Beetle mereda karena Volkswagen gagal melahirkan inovasi baru. Sejak 1990-an, kebangkitan VW Beetle disiapkan. Awal 1998, VW new Beetle dipasarkan.

Kini, VW Beetle tidak murah lagi. Teknologinya makin sempurna, asesorisnya makin lengkap dan jauh dari kriteria mobil rakyat yang murah-meriah. Di Indonesia harganya kini berkisar Rp 400 juta. Di Hongkong, 250,000 dolar Hongkong (Rp 300 juta) dan di AS mulai 16,000 dolar (setara Honda Civic).

Tidak seperti pendahulunya, New Beetle menggunakan pendingin air dan seperangkat piranti khas mobil modern seperti AC, airbag muka dan samping, rem ABS, power window dan remote central locking. Perlengkapan standar lainya, ESP (electronic stability program) dan EDL (electronic differential locking).

Ada dua pilihan kapasitas mesin, 2.0 liter dan 1.8 liter turbo. Mesin 2.0 liter empat silinder sebaris mampu melahirkan 115 hp dengan konsumsi bahan bakar 11.5 km/liter. Pilihan lainnya, mesin 1781 cc empat silinder segaris dengan turbo tekanan rendah yang mampu melahirkan 150 hp. Sistem transmisinya 5-speed manual dengan option 4-speed automatic.

Disain eksteriornya yang membulat, membuat ruang interiornya lega. Bahkan pengemudi jangkung di atas 180 cm, masih bisa nyaman mengemudikan coupe ini.

Sayangnya, kursi belakang dan bagasinya terlalu sempit. Selain itu, karena hanya dua pintu, penumpang depan harus ikut naik turun bila penumpang belakang akan naik/turun.

Sejak dipasarkan, New Beetle mendapat sambutan meriah di seluruh dunia. Rumah modifikasi berlomba-lomba menawarkan asesoris pemanis. Mulai dari lampu hingga mesin pengganti.

Di AS sendiri, mobil ini mulai dipasarkan Maret 1998. Dalam tahun pertama ditargetkan 60,000 unit terjual. Namun akhir 1999, penjualannya mulai menurun. Faktor penyebabnya, antara lain akibat diluncurkannya Chrysler PT Cruiser.

Konsumen Indonesia mengenal New Beetle sejak dibukanya kran impor mobil, tahun lalu. Sontak mobil ini memikat perhatian masyarakat. Penjualannya bagus dengan harga mendekati Rp 500 juta. Namun, kondisi saat ini memang tidak semanis waktu itu. Pasar mulai jenuh karena pasokan berlebih. Seperti di negara lain, pembeli New Beetle kebanyakan adalah kalangan muda atau kolektor atau pencinta VW.