Google Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Minggu, 11 Maret 2012

Sebuah Pergaulan

Hari ini, di sebuah stasiun televisi menayangkan sebuah film yang menceritakan tentang bagaimana kehidupan seorang kupu-kupu malam dan si "mami" yang kejam, yang menarik dari film ini adalah ada sebuah kalimat yang terlontar "hari gini masih mencari yang 'orsinil'.."
Ironis memang jika melihat bagaimana pergaulan di kota-kota di Indonesia. Apa yang di tangkap dari budaya barat di artikan salah disini, dan lebih parahnya lagi semua tanpa tanggung jawab. Satu hal yang saya tahu, budaya barat menggunakan prinsip 'berani berbuat berani bertanggung jawab'. Tetapi budaya itu tidak di terapkan di sini, hanya berani berbuat tanpa berani bertanggung jawab.
Percaya atau tidak, setiap kota di Indonesia memiliki cara bergaul yang berbeda. Di beberapa kota di Indonesia, bergaul dengan obat-obatan adalah hal yang biasa dan sangat mudah di dapatkan, berbeda lagi di beberapa kota di Indonesia lainnya, cara nakal disana tidak dengan menggunakan obat-obatan, tetapi lebih kepada sex bebas. Bukan tanpa alasan, di kota yang lebih cenderung kepada obat-obatan mengatakan "lebih baik 'ngobat', karna yang rusak diri sendiri, bukan orang lain tidak seperti sex yang mengajak untuk merusak orang lain. Nanti jika sudah menikah juga akan datang saatnya" Berbeda di kota yang susah untuk mendapatkan obat-obatan, disana mengatakan "bahaya pake obat-obatan, bisa merusak tubuh, otak, jadi pecandu, mati. Lebih enak free sex bisa mengungkapkan sayang kepada pasangan." Sialnya, berbagai alasan yang ada itu tanpa tanggung jawab. Tetapi, bukan berarti setiap kota di Indonesia selalu saja rusak, masih banyak juga individu-individu yang tetap pada jalan-Nya dan konsisten dengan aturan.
Banyak memang cara bergaul, ada yang putih dan ada juga yang hitam, bahkan ada juga yang abu-abu. Tergantung dari bagaimana individu membawa diri, bagaimana individu tersebut  menentukan jalannya. Hanya saja tolong di ingat di mana kita berpijak dan berteduh, disini, Indonesia masih sangat kental dengan budaya timur dan hukum islam. Masih sangat menghormati apa itu sebuah keperawanan, masih sangat menghormati tetang sesuatu yang memabukan.
Saya sendiri tidak munafik, saya tidak mengatakan saya berada di jalan yang putih. Saya juga punya masa lalu yang cukup hitam pergaulan di ibu kota sempat membawa saya menikmati berbagai hal yang memabukan. Untuk saat ini semua itu sudah saya tinggalkan, karena memang sudah saatnya walau tidak seluruhnya.
Bagaimana dengan kamu?