Google Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Minggu, 17 Oktober 2010

Filosofi Edelweiss



Filosofi Edelweiss

Namanya berarti 'noblewhite' dan berasal dari Jerman Edel mulia dan Weiss - putih, sementara nama Lions 'berarti cakar ilmiah dari Alpine '. Apakah ini menyiratkan bahwa Anda perlu kekuatan singa untuk mengambil bunga ini,kenapa?

Di Eropa Bunga sering ditemukan di ketinggian sangat tinggi 1.700-2.700 meter dan tumbuh di celah kecil di antara tebing berbatu di muka tebing. Selama Perang Dunia II tentara Jerman dari Divisi Infanteri Gebirgsjäger Alpine digunakan untuk mendaki gunung untuk mengumpulkan sebuah bunga Edelweiss sehingga bahwa mereka bisa memakainya di seragam mereka. Ini yang dianggap simbol keberanian seperti yang sering sangat berbahaya mendaki gunung untuk mengambil satu dan banyak kehilangan nyawa mereka dalam melakukannya.

Selama peristiwa ini banyak yang meninggal karena jatuh, atau menyerah pada paparan, kurang siap untuk perubahan cuaca tiba-tiba.itulah sebabnya sampai sekarang bunga ini dikenal sebagai "Lambang Cinta Abadi".

Edelweiss sebenarnya adalah spesies yang dilindungi dan izin harus diberikan sebelum pendaki gunung bisa memilih satu dari tempat mereka tumbuh. Negara-negara yang telah mengeluarkan perintah perlindungan pada tanaman ini berasal dari Jerman, Spanyol, Perancis, Italia, Swiss, Mongolia, Kroasia, Bulgaria, Polandia, Slovakia, Slovenia, Rumania dan Austria.

Edelweiss yang hidup di Indonesia kebanyakan berjenis Edelweis Jawa (Anaphis Javanicus) adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Indonesia. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian maksimal 8 m dengan batang mencapai sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan yang bunganya sering dianggap sebagai perlambang cinta, ketulusan, pengorbanan, dan keabadian ini sekarang dikategorikan sebagai tanaman langka.

Ada yang dengan bangga memamerkan bunga edelweis yang diberikan oleh pacarnya. Katanya, edelwis merupakan perlambang cinta yang penuh ketulusan mengingat tekstur yang halus dan lembut dengan warnanya yang putih (walau ini sebenarnya tergantung kepada habitat di mana ia tumbuh yang menyebabkan warnanya agak kekuning-kuningan, keabu-abuan ataupun kebiru-biruan).

Edelweis juga melambangkan pengorbanan. Karena bunga ini hanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung yang tinggi sehingga untuk mendapatkannya membutuhkan perjuangan yang amat berat. Ditambah lagi dengan adanya larangan membawa pulang bunga ini, pemetik harus main petak umpet dengan petugas Jagawana Gunung Semeru.

Para (oknum) pecinta alam dan pendaki gunung yang merasa bangga jika bisa membawa edelweis pulang sebagai bukti bahwa ia telah menaklukkan sebuah gunung. Keserakahan dan mitos ini telah membuat edelweis sebagai bunga langka bahkan terancam kepunahan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Hakim Luqman dalamKasodo, Tourism, and Local People Perspectives for Tengger Highland Conservation,menyimpulkan bahwa tanaman ini telah punah dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus, sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah terlihat mengunjunginya.

Kini Taman Nasional Gunung Gede Pangrango diklaim sebagai tempat perlindungan terakhir bunga abadi ini. Di sini terdapat hamparan bunga edelweis yang tumbuh subur di alun-alun Suryakencana sebuah lapangan seluas 50 hektar di ketinggian 2.750 meter di atas permukaan laut.

Saya sendiri mempunyai satu tangkai bunga Edelweiss ini yang didapatkan saat melakukan penanjakan ke Gunung Bromo pada tahun 2008. Sekarang di Bromo bunga Edelweiss ini diperjualkan secara bebas dipuncak seharga Rp.5000,00 per ikatnya, tetapi apabila ketahuan oleh petugas saat di pintu keluar kawah maka bunga ini akan di sita.