Google Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 12 Januari 2011

Apakah?


Apakah aku harus benar meninggalkannya untuk kebahagiannya? Mungkin aku juga bisa memberikannya kebahagiaan, walau bukan sekarang. Bahkan aku mungkin bisa memberikannya materi yang ia butuhkan, tapi tidak sekarang. Ini hanya persoalan kepada waktu.

Apakah aku harus benar-benar membiarkannya pergi bersama orang yang di cintainya? Tapi dia juga mencintai ku? Jadi apa aku harus kembali meyakinkan hatinya agar hanya untuk ku? Atau aku harus membiarkannya pergi begitu saja dan meninggalkan ku disini yang masih sangat mencintainya dan sangat berharap agar dia kembali?

Apakah dia tahu bahwa aku selalu meminta kepada Tuhanku setiap hari hanya agar dia mengerti bagaimana perasaan ku kepadanya? Aku ingin dia tahu bahwa aku selalu meneteskan air mata di setiap tidur ku karena mengenang masa-masa bersamanya.

Apakah aku harus benar-benar mengatakan kepadanya bahwa aku masih berharap penuh padanya dan ingin menciptakan dunia bersamanya? Sedangkan dia sedang bersama orang lain yang bisa mewujudkan semua mimpinya, bahkan khayalannya.

Apakah semua ini karena jarak? Yang seharusnya ia mengerti kenapa dulu aku mengambil keputusan ini yang semata-mata aku lakukan hanya agar dia mengerti bahwa jalan yang aku tempuh ini agar kita berdua dapat bertahan hidup di dunia yang rumit ini. Karena apa yang aku lakukan disini adalah berjuang tidak hanya untuk diriku, tetapi juga untuk dirinya. Tetapi kenapa dia tidak mengerti?

Apakah aku salah dengen mengenalkan dia kepada keluarga ku? Kepada orang tua ku dan semua keluarga ku? Yang aku harap bahwa saat aku pergi berjuang untuk masa depan dia masih bisa bertumpu pada orang tua dalam berbagai hal, sehingga dia tahu bahwa tidak hanya aku yang ingin memilikinya disampingku, tetapi juag keluarga ku.

Jadi apa yang harus ku lakukan dengan persoalan yang menurutku sangat rumit ini? Masalah yang aku yakin setan pun tidak tahu jawabannya.