Google Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 11 Februari 2009

Bikin SIM C

Bikin SIM C
Awal februari kemarin gw ke polres Depok buat ngambil SIM C, dari rumah gw udah berpikir untuk nembak aja, karna prosesnya cepet. Sampe sana gw harus cek kesehatan, tapi ternyata tempat testnya udah pindah ke belakangnya mall depok, kalo dulu gw ambil SIM A dokternya ada didalamnya polres, tapi sekarang udah pindah. Gw kesana terus cuma di test mata sama denyut nadi, test matanya juga gampang banget, cuma di suruh baca huruf-huruf pake sebelah mata tertutup. Setelah melalui itu semua gw minta tanda tangan dokter, dan selesai, sebelumnya kita diharuskan membayar Rp. 15000 untuk cek kesehatan. Gw balik lagi ke polres Depok dengan jalan kaki, terus sama nyeberang jalanan yang cukup rame, mungkin ini juga salah satu test yang dilakukan, karna kita harus melewati berbagai rintangan kendaraan. Sampe sana gw iseng aja nanya sama OB yang ada di polres tentang nembak sim, tapi ternyata kata dia kalo sekarang lagi belum bisa nembak, baru bisa setelah tanggal yang disebutkan, sedangkan tanggal segitu gw udah pulang lagi ke Malang, yaudah gw bulatkan tekat aja untuk mengambil SIM C melalui jalur yang biasa.
Pertama kita harus membeli formulir permohonan mengambil SIM, dan dikenakan administrasi sebesar Rp.75000, dan membeli polis asuransi seharga Rp.15000, ngisi formulir permohonan sambil menunggu polis asuransi selesai, gw agak sedikit bingugn, kenapa SIM bleum jadi tapi udah bisa dapet asuransi kecelakaan, disini juga agak membosankan, karena kita diharuskan menunggu untuk waktu yang cukup lama untuk test teori. Dari beberapa orang yang terlihat oleh gw, ada banyak juga yang ga lulus, ada banyak juga yang datang untuk mengulang test, ada sedikit keraguan juga yang terlintas dalam benak gw, apa mungkin gw lulus. Masuklah giliran gw untuk test, suasananya tidak terlalu menyeramkan, ruangan testpun dilengkapi dengan pendingin udara. Soal yang diberikan tidak begitu mudah, tapi juga tidak begitu sulit, kebanyakan dari soal tentang apa yang biasa terjadi di jalan aja. Ada 30 soal yang harus dijawab, dan kita hanya diperbolehkan salah tidak lebih dari 12 soal. Dengan kemampuan gw yang ada, gw berhasil mengerjakan sebagian soal, hanya 8 yang gw agak bingung untuk menjawabnya. Soal dan lembar jawaban gw kumpulin ke polisi untuk diperikasa, dan nama gw dipanggil lagi, gw pikir gw akan mendapatkan kertas kecil yang bertuliskan tanggal untuk ujian lagi, bagi yang mendapat kertas kecil itu artinya ga lulus dan kembali 14 hari kemudian untuk menjalani test yang sama. Tapi gw enggak, gw langsung disuruh ke atas buat test praktek, dan artinya gw lulus. Sampai ditempat ujian praktek ada sebagian orang yang lagi nunggu, mereka belum bisa ditest, soalnya hujan masih mengguyur, dan dengan berat hati gw menunggu lagi sambil ngeliat ujian test praktek untuk SIM A, dan gw bersyukur udah melewati saat-saat seperti dulu. Tibalah saatnya test dimulai, ada beberapa orang yang sedang di test 3 diantara mereka ada 2 orang yang tidak lulus. Saatnya gw, motor yang dipake buat ujian Shogun 125R. Motornya juga masih enak, pertama harus melewati rintangan zig-zag, terus berputar dilingkaran, jika salah satu patok yang ada dijalan, dan kaki turun saat mengendarai motor, maka sudah dipastikan anda tidak akan lulus. Setelah menjalani test itu, gw menapakan kaki ke tempat foto, agak lama juga untuk menunggu giliran, gw menghabiskan 4 batang rokok LA, dan sebotol minuman isotonic, kemudian nama gw dipanggil dan gw masuk keruangan untuk cap jempol, tanda tangan sama foto, dan nunggu lagi, gw pikir nunggu yang kali ini akan memakan waktu yang cukup lama, tapi hanya sebentar. Dan SIM C gw pun jadi.
Total biaya yang gw keluarkan sekitar Rp.105000, itu belum ditambah gw membeli alat tulis Rp.5000. sedangkan sepengetahuan gw klo mau nembak itu akan mengeluarkan biaya sekitar Rp.350000-450000.